Shalat Jumat, Benarkah Fardhu Kifayah ?

09:21

Shalat Jumat, Benarkah Fardhu Kifayah ?

Oleh : Syarifuddin Ismail

 

          Beredar ditengah-tengah juhala’ bahwa shalat Jumat adalah fardhu kifayah bukan fardhu ‘Ain. Hal itu disebabkan karena

salah memahami sebagian teks kitab karena kurang bacaan sehingga berimbas demikian.

          Adapun dasar sebagian mereka adalah perkataan Jalaluddin Almahalli dalam kitabnya Kanzul Gharibin – Syarah Minhaj Nawawi sebagai berikut;

)صلاة الجُمُعة إنما تتعَيَّنُ ( أي تجب وجوبَ عينٍ. وقيل وجوبُها وجوبُ كفاية )على كلِّ مكلّف( ...اهـ شرح المنهاج )1(310/ ط الحرمين.

 Artinya : Shalat Jumat ia fardhu ‘ain, waqila fardhu kifayah terhadap setiap mukallaf.

          Dari pernyataan tersebut mereka mengambil kesimpulan adanya pendapat dhaif yang mengatakan bahwa shalat jumat adalah fardhu kifayah dan ia boleh diamalkan secara pribadi. Dan ini adalah kesimpulan yang tergesa-gesa tanpa pertimbangan yang akan menimbulkan kesesatan.

          Perlu diperhatikan bahwa pernyataan bahwa ia fardhu kifayah adalah tambahan/syarahan dari Imam Mahalli, dan dimatan kitab Minhaj Nawawi itu sendiri setelah disebutkan hukum shalat jumat adalah fardhu ‘ain, tidak ditambahkan atau diakhiri dengan tanda khilaf seperti في الأصح, على الأصح atau sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa Imam Nawawi tidak menganggap adanya khilaf pada masalah hukum shalat jumat. Dengan kata lain menurut Imam Nawawi ulama sepakat hukum shalat Jumat adalah fardhu ‘Ain.

          Abdurrahman Aljaziri dalam kitabnya Alfiqhu ‘Alal Mazahibil Arba’ah menyebutkan ;

وقد انعقد الإجماع على أن الجمعة فرض عين

 Artinya ; sepakatlah Ijma’ bahwa shalat Jumat fardhu ‘ain.

          Imam Abdul Wahab Asy sya’rani dalam kitabnya Mizanul Kubra juga menyebutkan ;

اتَّفق الأئمةُ على أن صلاةَ الجمعة فرض واجب على الأعيان, وغلطوا من قال هي فرض كفاية.

Artinya : para imam-imam (mujtahid)  sepakat bahwa shalat Jumat hukumnya fardhu ‘ain, dan salahlah yang mengatakan ia fardhu kifayah.

          Imam Nawawi dalam kitabnya Majmu’ Syarhul Muhazzab (5/546) menyebutkan masalah tersebut secara lebar ;

 فالجمعة فرض عين على كل مكلف, هذا هو المذهب, وهو المنصوص للشافعي في كتُبه, وقطع به الأصحابُ في جميع الطرق إلا ما حكاه القاضي أبو الطيب في تعليقه وصاحب  الشامل وغيرهما عن بعض الأصحاب أنه غلطٌ. فقال هي فرض كفاية.

قالوا : وسبب غلطُه أن الشافعي قال "من وجبت عليه الجمعة, وجبت عليه صلاة العيدين". قالوا : وغلط مِن فهمِه. لأن مرادَ الشافعي مَن خُوطب بالجمعة وجوبا, خوطب بالعيدين متأكّدًا.

واتفق القاضي أبو الطيب وسائرُ مَن حكى هذا الوجهَ على غلَطِ قائله.

قال القاضي أبو إسحاق المروزي : لا يحلُّ أن يحكيَ هذا عن الشافعي, ولا يختلف أنًّ مذهب الشافعي أن الجمعة فرض عينٍ. ونقل ابن المنذر في كتابَيْه "كتاب الإجماع وكتاب الإشراف" : إجماع المسلمين على وجوب الجمعة...اهـ

Artinya : Jumat hukumnya fardhu ‘ain terhadap sekalian mukallaf, ini adalah pendapat mazhab, Imam Sayfi’i telah mennashkannya (menyebutkan) didalam beberapa kitabnya. Pendapat ini diikuti oleh para sahabat pada semua thuruq kecuali thuruq(pendapat) yang dinukilkan oleh Abu Thaib dalam kitabnya Ta’liq dan pengarang kitab Asyamil dan selain keduanya yang mengatakan fardhu kifayah dan pendapat ini pendapat yang salah.

Mereka berkata : penyebab kesalahannya adalah karena salah memahami perkataan Imam Syafi’ibarang siapa yang wajib jumat atasnya, maka wajiblah shalat ‘aid”.

Mereka berkata : ia salah memahaminya, karena maksud Imam Syafi’i barang siapa yang wajib Jumat maka dituntut berat (sunat muakkad) shalat  aid.

Abu Thaib dan yang menukilkan pendapat ini (pendapat jumat fardhu kifayah) sepakat bahwa pendapat ini salah.

Abu Ishaq Almaruzi berkata : tidak halal menukilkan pendapat ini dari Imam Syafi’i. (Artinya tidak boleh menyandarkan kepada Imam Syafi’i). Dan tidak ada perbedaan pendapat dalam mazhab Syafi’i bahwa shalat Jumat hukumnya fardhu ‘ain.

Ibnu Munzir menukilkan dalam dua kitabnya yaitu kitab Ijma’ dan kitab Isyraf bahwa muslimin sepakat hukum shalat jumat fardhu ‘ain...

Dari nukilan beberapa kitab diatas maka boleh kita simpulkan bahwa shalat jumat hukumnya wajib ‘ain secara ijma’. Maka tertolaknya pernyataan para juhala’ yang mengatakan hukumnya fardhu kifayah dan boleh diamalkan untuk pribadi.

 

والله أعلم ويهدينا إلى أقوم الطريق


No comments:

Powered by Blogger.